Iklan

terkini

Forkop Buka Diskusi Publik, Bicara Soal Sinergitas Pertumbuhan Ekonomi Di SBT

Sabtu 16 2023, 9/16/2023 WIB Last Updated 2023-09-16T07:05:13Z
BULA, Forum Komunikasi Pemuda (Forkop) kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) kembali membuka diskusi publik dengan sorotan tema "Sinergitas dan Strategi Nasional dalam Membangun Ekonomi di Kabupaten Seram Bagian Timur". Kegiatan tersebut berlangsung di Kedai Lofik-Lofik kota Bula Jum'ad Malam (16/9/23). 

Inti diskusi tersebut adalah membahas sinergitas masalah pertumbuhan ekonomi di kabupaten bertajuk Ita Wotu Nusa itu, dengan menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya, mantan Bupati SBT H. Abdullah Vanath, Wakil Ketua DPRD SBT Agil Rumakat, Anggota DPRD SBT Abdul Aziz Yanlua, Kepala BPS SBT Ismail Rumata, dan Ketua KNPI SBT Rusdi Rumata. 

Mengawali diskusi tersebut, Ketua Forum Komunikasi Pemuda (Forkop) kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Azrul Wailisa dalam arahannya mengatakan, inisiatif pihaknya melaksanakan diskusi tersebut tak  lain adalah membicarakan persoalan-persoalan kursial yang terjadi di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), salah satunya tentang masalah pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kini mengalami kemerosotan secara drastis. 

"Tentunya diskusi ini kami buka, dengan menghadirkan beberapa narasumber dan perwakilan teman-teman OKP/i sebagai peserta guna sama-sama kita bicarakan kondisi ekonomi di daerah ini yang sedang mengalami kemerosotan sekaligus solusi mengatasinya," singkat Azrul Wailisa 

Kaitanya dengan tujuan tema yang diusung dalam diskusi publik tersebut adalah menakar pikiran para pemangku kepentingan, para aktivis dan masyarakat untuk bersinergi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT)

Kendati demikian, empat narasumber yang berkesempatan hadir dalam diskusi tersebut terlihat masing-masing mengemukakan pandangan mereka terhadap masalah pertumbuhan ekonomi di kabupaten Seram Bagian Timur SBT. 

"Tema ini senergi antara pusat dan daerah, itu artinya antara pusat dan daerah harus sejajar, " ungkap Abdullah Vanath salah satu narasumber utama dalam diskusi tersebut

Vanath mengatakan, bicara soal ekonomi berarti pemerintah harus pandai merumus. Sebab menurutnya, terjadi ketimpangan ekonomi di suatu daerah itu terlihat dari pendapatan per kapita dan jumlah uang beredar di masyarakat

"Makanya saya bilang ekonomi itu rumus, ada ilmunya, bukan tidur malam mimpi lalu besok biking tidak," katanya

Mantan Bupati SBT dua periode itu menjelaskan, pertumbuhan ekonomi itu dilihat dari jumlah uang beredar yang notabene-nya berasal dari tiga sumber. Diantaranya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pendanaan swasta, dan pendanaan perbankan. Tiga sumber tersebut lanjut Vanath merupakan stimulasi bagi pemerintah daerah untuk menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat dari segala sektor.

"Jumlah uang beredar itu cuman berasal dari tiga sumber itu, APBD, Pendanaan Swasta, dan Perbankan," jelasnya

Olehnya itu, petani pala ternama di Maluku itu menyarankan pemerintah daerah agar bersinergi guna memperbaiki pertumbuhan ekonomi secara nasional dari pusat hingga ke daerah.

Ditempat yang sama, Wakil Ketua DPRD SBT Agil Rumakat mengemukakan pandangan yang sama. Kata Agil, pihaknya turut melihat bahkan merasakan masalah pertumbuhan ekonomi di kabupaten SBT ini yang sedang tidak baik-baik saja dari tahun ke tahun. 

"Kita semua harus akui bahwa memang benar kondisi Ekonomi di daerah ini sedang tidak baik-baik. meskipun saya secara pribadi bahkan secara kelembagaan sudah berupaya mengatasi problem ekonomi di daerah ini," ujar Agil

Dia menjelaskan, masalah ekonomi di kabupaten SBT ini memang mesti menjadi perhatian  semua pihak terutama pemerintah daerah. Olehnya itu Agil yang kerap disapa Jenderal Barakat itu pada beberapa tahun lalu hingga saat ini berinisiasi menggelar kegiatan-kegiatan penting yang menurutnya dapat memacu kreativitas masyarakat dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. 

"Masalah ekonomi merupakan satu dari sekian masalah di daerah ini yang cukup fundamental, namun sejauh ini kami juga mengamati hingga berusaha mendorong pemerintah daerah guna memperbaiki pertumbuhan ekonomi di daerah ini," tandasnya

Abdul Aziz Yanlua yang juga salah satu narasumber yang hadir dalam diskusi tersebut turut memaparkan beberapa hal penting yang menjadi dasar permasalahan ekonomi di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) 

Menurut Aleg asal fraksi PDIP itu, kehadiran dirinya dalam diskusi tersebut merupakan satu fakta yang terjadi untuk membicarakan kondisi ekonomi di kabupaten SBT yang mengalami disparitas berkepanjangan

"Masalah ekonomi ini memang harus kita diskusikan secara bersama, bahkan dari diskusi ini akan melahirkan solusi secara bersama bagaimana cara mengatasinya," singkat Yanlua

Dia berdalih, masalah pembangunan ekonomi didaerah ini terjadi dilihat dari apa indikatornya. Dijelaskan masyarakat kabupaten Seram Bagian Timur rata-rata bergantung pada dana transfer yang cukup tinggi. Olehnya, ketika pemerintah pusat menerapkan satu prodak hukum atau aturan yang kemudian menghambat lajunya dana transfer ke daerah maka hal tersebut akan berimplikasi sangat negatif terhadap perekonomian daerah

"Kita ini kan rata-rata bergantung pada dana transfer yang tinggi jadi ketika pemerintah mengeluarkan satu prodak atau regulasi yang ketika itu menghambat lajunya dana transfer maka itu akan berpengaruh terhadap ekonomi didaerah ini, " paparnya

Selain itu Ketua PA GMNI SBT itu juga menaruh kondisi disparitas ekonomi di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang ambruk ini merupakan satu kelalaian pemerintah daerah. Yang mana minimnya sinergitas pemerintah setempat dengan berbagai pihak. 

Olehnya dia menyarankan  hal tersebut juga menjadi dasar atau indikator yang menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah untuk kembali bersinergi membangun koordinasi secara nasional guna mengatasi masalah ekonomi yang terjadi di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT)

Turut hadir dalam diskusi tersebut, perwakilan Forum Komunikasi Pemuda SBT, para perwakilan OKP/i, masyarakat, mahasiswa, sejumlah founder pegiat Literasi, GPI SBT, serta ara pelaku ekonomi kecil dan menengah. Diskusi tersebut dipandu oleh moderator Firman Al-hamid yang juga salah satu penyiar RRI Bula. (MR/AE)
Komentar

Tampilkan

Terkini

Hukum

+